Assalamu'alaikum

pink purple flowers

Minggu, 29 April 2012

Sedekah

Bismillahirahmaanirahiim


pernahkah kamu mendengar kisah yang begitu mengetukmu..?
baru saja, kujumpai kisah.. yang sekali lagi begitu menyentuh hati~

dan semoga kisah ini dapat menyentuh hati banyak orang dan membawa p.e.r.u.b.a.h.a.n yang lebih baik bagi diri ini, dan orang lain~

inilah kisah sang kakek tua, penjual amplop di ITB~
Kisah nyata ini ditulis oleh seorang dosen ITB, Rinaldi Munir.

adalah kisah tentang seorang kakek, yg tidak lelah dan gentar berjuang untuk hidup, dengan mencari nafkah dari hasil berjualan amplop di masjid salman itb.

sahabat, zaman sekarang..
amplop bukanlah sesuatu yang sangat dibutuhkan,
tidak jarang kakek ini tidak laku jualannya
dan pulang dengan tangan hampa,

mari kita dengar, kisah sang penulis

"setiap menuju ke masjid salman itb untuk shalat jumat, saya selalu melihat seorang kakek tua yg duduk terpekur, di depan dagangannya. hmm.. taukah apa yang ia jual?

ia menjual kertas amplop yg sudah dibungkus di dalam plastik, sepintas barang jualannya itu terasa “aneh” di antara pedagang lain yg memenuhi pasar kaget di seputaran jalan ganesha setiap jumat.

pedagang di pasar kaget umumnya berjualan makanan, pakaian, dvd bajakan, barang mainan anak, sepatu, dan barang-barang asesori lainnya. Tentu agak aneh dia “nyempil” sendiri menjual amplop, barang yg tdk terlalu dibutuhkan pada zaman serba elektronis ini.

masa kejayaan pengiriman surat secara konvensional sudah berlalu, namun kakek itu tetap menjual amplop. mungkin kakek itu tidak mengikuti perkembangan zaman, apalagi perkembangan teknologi informasi yg serba cepat dan instan, sehingga dia pikir masih ada orang yang membutuhkan amplop untuk berkirim surat.

kehadiran Kakek tua dengan dagangannya yg tidak laku-laku itu menimbulkan rasa iba.
siapa sih yang mau membeli amplopnya itu?
tidak satupun orang yg lewat menuju masjid tertarik untuk membelinya. Lalu lalang orang yang bergegas menuju masjid salman seolah tidak mempedulikan kehadiran kakek tua itu.

kemarin ketika hendak shalat jumat di salman, saya melihat kakek tua itu lagi sedang duduk terpekur, saya sudah berjanji akan membeli amplopnya itu usai shalat meskipun sebenarnya saya tidak terlalu membutuhkannya.

yah, sekedar ingin membantu kakek itu melariskan dagangannya.

seusai shalat jumat dan hendak kembali ke kantor, saya menghampiri kakek tadi. Saya tanya berapa harga amplopnya dalam satu bungkus plastik itu.

“seribu”, jawabnya dengan suara lirih.

oh tuhan, harga sebungkus amplop yg isinnya sepuluh lembar itu, hanya seribu rupiah? uang sebesar itu hanya cukup untuk membeli dua gorengan bala-bala, pada pedagang gorengan di dekatnya! uang seribu rupiah yang tidak terlalu berarti bagi kita, tetapi bagi kakek tua itu sangatlah berarti. Saya tercekat dan berusaha menahan air mata keharuan, kala mendengar harga yang sangat murah itu.

“saya beli ya pak, sepuluh bungkus" kata saya

kakek itu terlihat gembira karena saya membeli amplopnya dalam jumlah banyak. dia memasukkan sepuluh bungkus amplop yang isinya sepuluh lembar per bungkusnya ke dalam bekas kotak amplop. Tangannya terlihat bergetar.
saya bertanya kembali kenapa dia menjual amplop semurah itu. Padahal kalau kita membeli amplop di warung tidak mungkin dapat seratus rupiah satu. Dengan uang seribu mungkin hanya dapat lima buah amplop?
kakek itu menunjukkan kepada saya lembar kwitansi pembelian amplop di toko grosir.
tertulis di kwitansi itu nota pembelian 10 bungkus amplop surat senilai Rp750.

“kakek cuma ambil sedikit”, lirihnya.

jadi, dia hanya mengambil keuntungan Rp250 untuk satu bungkus amplop yang isinya 10 lembar itu. Saya jadi terharu mendengar jawaban jujur si kakek tua.

Jika pedagang nakal ‘menipu’ harga dg menaikkan harga jual, sehingga keuntungan berlipat-lipat, kakek tua itu hanya mengambil keuntungan yg tidak seberapa. Andaipun terjual sepuluh bungkus amplop saja, keuntungannya tidak sampai untuk membeli nasi bungkus di pinggir jalan.

siapalah orang yang mau membeli amplop banyak-banyak pada zaman sekarang?
dalam sehari belum tentu laku sepuluh bungkus saja, apalagi untuk dua puluh bungkus amplop agar dapat membeli nasi.

setelah selesai saya bayar Rp10.000 untuk sepuluh bungkus amplop, saya kembali menuju kantor. tidak lupa saya selipkan sedikit uang lebih buat kakek tua itu untuk membeli makan siang. Si kakek tua menerima uang itu dengan tangan bergetar, sambil mengucapkan terima kasih dengan suara hampir menangis.

saya segera bergegas pergi meninggalkannya, karena mata ini sudah tidak tahan untuk meluruhkan air mata.
sambil berjalan saya teringat status seorang teman di facebook,

yang bunyinya begini:
“kakek-Kakek tua menjajakan barang dagangan yg tak laku-laku, ibu-ibu tua yg duduk tepekur di depan warungnya yg selalu sepi"
carilah alasan-alasan untuk membeli barang-barang dari mereka, meski kita tidak membutuhkannya saat ini. Jangan selalu beli barang di mal-mal, dan toko-toko yang nyaman dan lengkap….”

si kakek tua penjual amplop adalah salah satu dari mereka, yaitu para pedagang kaki lima yang barangnya tidak laku-laku.

cara paling mudah dan sederhana untuk membantu mereka, adalah bukan memberi mereka uang, tetapi belilah jualan mereka atau pakailah jasa mereka, meskipun barang-barang yang dijual oleh mereka sedikit lebih mahal dari pada harga di mal dan toko.

tetapi dg membeli dagangan mereka insya Allah lebih banyak barokahnya,
karena secara tidak langsung kita telah membantu kelangsungan usaha dan hidup mereka.

dalam pandangan saya kakek tua itu lebih terhormat, daripada pengemis yang berkeliaran di masjid Salman, meminta-minta kepada orang yang lewat. para pengemis itu mengerahkan anak-anak, untuk memancing iba para pejalan kaki.

tetapi si kakek tua tidak mau mengemis, ia tetap kukuh berjualan amplop yg keuntungannya tidak seberapa,

di kantor saya amati lagi bungkusan amplop yg saya beli tadi, mungkin benar saya tidak terlalu membutuhkan amplop surat itu, tetapi uang sepuluh ribu yg saya keluarkan tadi sangat dibutuhkan si kakek tua.

kotak amplop yang berisi 10 bungkus amplop tadi saya simpan di sudut meja kerja. Siapa tahu nanti saya akan memerlukannya.

mungkin pada hari Jumat pekan-pekan selanjutnya saya akan melihat si kakek tua berjualan kembali di sana, duduk melamun di depan dagangannya yang tak laku-laku.

mari kita bersyukur telah diberikan kemampuan dan nikmat yang lebih daripada kakek ini.
tentu saja syukur ini akan jadi sekedar basa-basi bila tanpa tindakan nyata.

mari kita bersedekah lebih banyak, kepada orang-orang yg diberikan kemampuan ekonomi lemah. 
Allah akan membalas setiap sedekah kita, amiin.
semoga bermanfaat."

subhanallah walhamdulillah~
wallahualam bishowab,
wassalamualaykum warahmatullah wabarakatuh,
barakallahu fiikum

~*aisyah asyafiyah*~


Diambil dari : 
notes mbak @Almira Qatrunnada Qurratu'ain 
dari mbak @ Aisyah Asyafiyah 

Minggu, 22 April 2012

Gowes ke Taman Bungkul

Assalamu'alaikum teman-teman semua :D
Wah, hari ini cerah sekali yah, kayak hatiku yang akhirnya bisa senang dan keluar dari pekan galau di sekolah. Hari ini ada peringan milad pks ke-14. Sebenernya sudah berniat ikut sejak kemarinnya, tapi karena bangun kesiangan dan harus jemput amah dulu di Bratang alhasil kita berangkat jam 6 pagi. Jarang-jarang lho aku bisa sepedaan meskipun hari minggu. Agenda kegiatan yang banyak ku ikuti membuatku jarang ada libur, seperti saat libur UNAS kemarin anak SKI justru disibukkan oleh syuro dan syuro.

Matahari telah terbangun sejak beberapa jam sebelumnya, jadi jalanan juga sudah sangat ramai. Kami pun batal mengikuti pembukan Pancal Klub Sejahtera dan berbelok langsung ke Taman Bungkul. Sedangkan adik-adikku yang lain langsung menyusul ke taman bungkul naik mobil bersama orang tua. Waah, rame bangeet disana, bener-bener udah seperti lautan manusia. Dan hampir di setiap langkah kita di sepanjang jalan car free day terdengar berbagai macam musik yang semua tabrakan. Ada senam Jawa Pos, Panggung SBO, dan beberapa panggung dari iklan-iklan produk yang semua mendirikan tenda masing-masing.

Sebelum anggota keluarga sampai disana, Aku, Ziehah, juga amah memutuskan untuk bersepeda keliling dan sempat mampir ke depan kebun binatang untuk berfoto ria :))

itu adikku yang ke-dua asik narsis dengan auntie

Nah, sekarang giliranku untuk ikutan nampang di depan kamera. Biar nggak cuman jadi tukang jepret gambar aja.. hahahaa. Itu lambang kebesaran kota Surabaya alias Suro lan Boyo.



Karena foto di depan dan dibawah aja kan nggak asik, akhirnya aku memulai dengan memanjat naik ke badan buaya. Liciin banget sampai mau jatuh kepleset. Ku buktikan untuk kesekian kalinya bahwa kostum tidak menghalangi untuk bersenang-senang. hehe. Ingat waktu dulu aku sedikit paksa-paksaan sama para petugas karena rafting pakai rok dan nggak mau ganti celana. Maaf ya pak, karna saking frustasinya si bapak sampai mau nangis ku buat. Tapi, lihat? bahkan jatuh kejebur air aja enggak kok. Asal kita mau, semua InsyaAllah bisa dilakukan. *menutup kedok anak nakal*.

Dan tahukah kalian kalau setelah itu banyak pengunjung yang ikut meniru aksiku, wkwkw. Tapi mereka laki-laki semua, padahal menurutku itu nggak tinggi-tinggi amat kok. Tapi kemudian akhirnya aku disuruh sama amah untuk turun karena ada anak balita mulai ikut-ikutan mau naik. huaa, oke deh, ayo kabuur..



Akhirnya kita bersepeda kembali sampai di Taman Bungkul karena sudah di sms ummi. Dan lihat, gambar di atas adikku yang ke-6 yang berusaha keras untuk mencapai setir dan main dengan sepeda. Oiya, satu lagi yang sempat bikin aku ketawa, waktu ada yang meneriaku "mbak, saltum mbak!" alias salah kostum. Ya ya ya, mereka semua rata-rata pakai celana training kalau main sepedaan. Yang tambah terlihat jelas adalah aku bersepeda dengan sepeda kebo milik adikku yang laki-laki, itu yang biru. Tapi apalah daya ya dipakai saja, karena sepedaku kan gaya sepeda perempuan berwarna pink, untuk gowes aku bilang berat waktu ngayuhnya. Sudahlah pede saja, asal tidak menyalahi aturan dan menerobos lampu merah di jalan *apa sih*.. :))

Akhirnya ku tutup weekend hari ini dengan kembali bersepeda ke rumah nenek, dan orang tua juga adik-adik ikut berkumpul disana. Kita semua makan siomay yang di beli untuk sekeluarga waktu di taman bungkul. Alhamdulillah ya :3

Oke, aku sekarang harus pulang ke rumah dan berganti dengan motor pink kesayanganku kemudian pergi syuro rutin Teens Club. Huaa, aku besok ada ulangan fisika. oke2, *letakkan tangan di dadamu* dan katakan "ALL IZ WELL" =))
See ya, semua.. selamat menikmati weekend :D

Sabtu, 21 April 2012

Drama "Twin Dwarfs"


This teks was made by My desk mate and some of my group's friends. In our class, we have two options, there are dama or make a film. And now we'll make one of them. I hope it looks awesome at the end.

Just a Script >> The film is coming soon =3
Wait and see it later.

Red Dwarfs       : Pranakristi
Green dwarf      : Mahezha A
Jane                  : Anindya
Anna                 : Huwayna
Father               : Fariz (also as narator)
Women             : Mahanani
Big Boss           : Kristanti
School Police    : Elok Amanda



One upon a time there are twin dwarfs, they’re red and green who live in village. They live with their father. Even though they’re twin, their characters and personality are different. green is kind, tidy, neat, smart, diligent, but he is selfish. In the other side the red is lazy, naughty and messy but he is care with others.
one day, the green want to go to speech contest in the city, so he prepare his best performance.

(Green looks busy)
Red      : where are you going?
Green   : I want to go to speech contest in the city, if I win it I will get scholarship in London.
Red      : hmmm.. ok, I wish you get it. (Indifferent)
Green   : yaa.. so I’ll never see you anymore.
Red      : why??? (a little suprised)
Green   : because you’re my worst brother and I hate you!!
Red      : ok, fine!! (Red get angry)


Red        : Daddy, I have to join outdoor class today!
Dad        : Where?
Red        : In the city. Now, I need your signature on this letter.
Dad        : mm.. okay. Done! (he didn’t read the explanation, so he didn’t know if his son lied)

-The father go to the office-
Green     : You’re are a liar, bro!
Red        : I’m not a liar. Just think smart!
Green     : Well.. well.. well.. I’m sure school police will catch you!
Red        : Never!!!

<In the city>
-Green sit on a bench inside the park. He read his text. After 15 minutes, he put the note inside his bag-
Woman   : Sorry sir, Are you from this city?
Green      : No. I come from a village and I want to join speech contest. (he looks on his watch) okay, I  have to go now. Because it will start 7 hours from now. Bye!
Woman   : Ok. Good luck :)
(Green takes the woman’s bag and walk away)
Woman   : God damn it, It isn’t mine! He bought my bag!


[] [] [] [] []

-Red see the concert in the city and school police looking for him. But, Red run and run again. So the school police try more to catch him-
School Police : Hey you!! I know, you’re the fugitive that escape today! I will catch you I’ll take you to the headmaster.
Red           : Never! I say, Never!!! (he scream to the police and run faster)

<In Drug Mafia’s HQ>
Big Boss   : Hey, why do you come back? Have you distributed... You know what? (whispering)
Woman    : I’m so sorry madam. I lost my bag, and “you know what?” in my bag too, ma’am.
Big Boss   : What an Idiot, damn! How stupid you are! You must find that bag for 24 hours from now! Or I’ll fire you!
Woman    : But, I don’t know where it is! (she looks despair)
(The big boss glares, looks so angry)

[] [] [] [] []
School Police : Hey, you!!!
(Red run again and crash with someone)
Red           : Watch your step!
(Anna just look at Red and feel so surprise. But Red stunned)
Red           : Ehm.. Ehm.. emm.. I’m sorry, I’m in a Hurry! Oh hey, I’m Red.
Anna         : I’m Anna. What are you doing?
School Police : Hey, you!! I’ll catch you!!
Red           : Please help me! She wants to catch me and I don’t want to be jailed in a school jail.
Anna         : Okay, come on!
                    Oh god! I have to go now. Hope see you again. Bye! (walked away with a hurry)

[] [] [] [] []

Green      : (open his bag) Oh, damn! Where is my note? It is lost? No, no, no.. it isn’t in my bag!
                    Oh god, It is not my bag! Where is my bag? Oh no, my note! (green throw the bag)
Woman   : Ha.. ha.. ha.. I catch you! (screaming)
(Green run away)
Woman   : Hey!!
(Green crash with jane)
Green      : Help me! Help me, please!! There is someone chase me!
Jane         : come on, follow me!

[] [] [] [] []

(Big Boss calling...)
Big Boss   : How about the bag?
Woman    : I almost had it, madam.
(tut, tut, tut.. call ended)

-In the other place, while Green and Jane are hiding-
Green     : Thank you. I’m green. What’s your name?
Jane       : Jane
               You look bad. What happened?
Green    : I’m so tired today.
            First, my brother make me angry. And now I want to go to speech contest. Mm, for that, I need my note. But it was lost. Now, I’m chased by someone and I don’t know who she is.
Jane       : When must you perform your speech?
Green    : 4 hours from now. I need your help to find my note! I can’t win without my note.

[] [] [] [] []

Green      : Hey, that’s my bag! Give it to me!
Woman   : Now, where is my bag?
Green     : Just give it to me!
Woman   : Never ever! Give my bag first!
Green      : But, I can’t! Because it was lost!!
Woman   : Lost? Go to hell!
                 I’ll be there an hour later, in contest speech. You should bring mine back!
Green      : Shit!
(Woman go ahead)

- suddenly, Green and Jane meet Red when they are looking for the bag-
Green     : Red?
Red        : Green? (almost the same time)
Red        : What happened to you?
Green     : I don’t know what to say, but, you have to help me!
Red        : What for?
Green     : I lost my bag, and of course my note.
Red        : Stupid! How can you lost it?!
Green    : Shut up, if you won’t help me!
  (Red walk away with careless)

[] [] [] [] []

(The woman looking for her bag by her self)
Woman     : Thanks god! My bag! (She found it)
Red           : It is green’s bag? I have to get it!
Woman     : Oh no again! No! This is my bag!
Red           : You lie, it’s my brother’s bag!
Woman     : No!! It’s mine! And it’s your brother’s! (she give green’s bag to red dwarf)

[] [] [] [] []

-when red going to return green’s bag he meet Anna-
Red        : Anna?
Anna      : Hey, nice to meet you
Red        : Nice to meet you too
Anna      : Okay, My job was done. So, now, What can I help for you?
Red        : I should return my brother’s bag. Okay, follow me.

[] [] [] [] []

Green    : What can I do without my note! (grumble)
Jane      : I believe you can. You just must believe with your self, and get more confident!
Green    : No, I can’t. My note is my soul!
Jane       : Trust me, You can do it!
(go to the speech contest podium)

-Red and green on the way-
And than... *ciiiiiiiiiiiiiiiiitttt* (Crash)
Red                : Let us help her. Oh god, you??!!!!
School Police : No,, no,, no,, I won’t catch you because actually you are a kind, and now you save my life. I just wanna say, thank you so much.
Anna               : Red, we must go now and return the bag!
Red                 : okay. Bye madam!

[] [] [] [] []

-Green goes on podium-
Jane       : Green!! You can do it!
Green    : Wish me luck Jane.
-on a podium-
Green    : Ehm, ehm...
(green look someone in the audience stage, waving a paper and try to walk to the podium)
(Green feel speechless)
-Red in a Podium-
Red        : Good morning everyone, someone who will talk in front of you (point to Green) is a great person which is having a great struggle for the towards to this city, to this stage. In my sight, he is a greatest brother in my life. So, Ladies and Gentleman, Please welcome.. Green...!!
(applause) (Red goes down)
Green    : Ehm.. Ehm.. *SKIP*


[] [] [] [] []

(Big Boss as a jury of the speech contest)
Big Boss : And the first place... is... Green, from “Incredible” village
Red        : Your dream becomes true. And now you get scholarship in London. Congratulation! (shake hands)
Green     : I won’t go. I’ll stay with you and our daddy. Because you’re all I have and all I need. (Big Hug)

-THE END :D-

Kamis, 19 April 2012

Lonely


Ada kalanya kehadiran sosok-sosok disisi tidaklah membantu, terkadang justru terasa mengganggu. Karena kesendirianlah yang saat itu dibutuhkan. Dibutuhkan dalam cela-cela untuk merenung, untuk mengungkap segala rasa tanpa ada lagi yang tersembunyi.

Tak berbeda dalam lembar-lembar ini. Selalu saja muncul dalam kecenderunganku dalam menganggap hal-hal yang bahkan tak pernah kutemui seakan benar-benar nyata. Membuat semua hal enggan terlepas dan tetap saja terkungkung dengan teramat kuat dalam dekapan. Ingin sekali jikalau memang sanggup untuk membebaskan sebebas-bebasnya, semuanya, tanpa ada rasa yang membuat semuanya terasa menyudutkan. Membuatku sering melirik iri pada tetangga kana-kiri.

Betapa rasa sepi terasa nikmat dikala ada yang tetap menyadari tanpa menampakkan sosoknya. Yah, memang bisa dibilang aku iri. lagi lagi begitu. Astaghfirullah. Memang tak enak karena hati ini seakan meti rasa, hanya tak dapat merasakannya. Semoga hanya karena belum waktunya. Ya, mungkin belum waktunya. Yakinlah tak lama lagi. InsyaAllah.

Rabu, 18 April 2012

Shadow

I'm so happy to know you, who taught me many things about your world.
which made me learn more about our lives

maybe.. because we are in A shadow, of yours and mine

(=  Thank you  =)

Just for her, who has shadow on me


Demi setapak print foot

Duri-duri di jalan selalu saja bertebaran tiada habisnya. Menginjaknya adalah suatu kesalahan yang lebih disayangkan. Tapi berterima kasihlah banyak2 kepada mereka yang menyapu jalanan, menyelamatkan dengan solusi tanpa banyak cakap :' *your fellow*

Beloved akhi wa ukhti

free counters